MUKADIMAH QANUN ASASI
Rais Akbar Jam'iyah
Nahdlatul Ulama KH. M. Hasyim Asy'ari
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al
Qur’an kepada hambanya agar menjadi pemberi peringatan kepada sekalian umat dan
menganugerahinya hikmat serta ilmu tentang sesuatu yang Ia kehendaki. Dan barangsiapa dianugerahi
hikmah, maka benar-benar mendapat keberuntungan yang melimpah.
Allah ta’ala berfirman
(yang artinya) :
“Wahai nabi, aku utus
engkau sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan penyeru kepada (agama) Allah
serta sebagai pelita yang menyinari.”
"Serulah ke jalan
Tuhanmu dengan bijaksana, peringatan yang baik dan bantulah mereka dengan yang
lebih baik. Sungguh tuhanmulah yang mengetahui siapa yang sesat dari jalannya
dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang mendapat hidayah.”
“Maka berilah kabar gembira
hamba-hambaku yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baik
darinya. Merekalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah dan merekalah
orang-orang yang mempunyai akal.”
“Dan katakanlah: Segala
puji bagi Allah yang tak beranakan, seorang anakpun, tak mempunyai sekutu
penolong karena ketidakmampuan. Dan agungkanlah seagung-agungnya.”
“Dan sesungguhnya inilah
jalanKu (AgamaKu) yang lurus. Maka
ikutilah. Dia dan jangan ikuti berbagai jalan (yang lain) nanti akan
mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Demikianlah Allah memerintahkan agar kami
semua bertaqwa.”
“Wahai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul; serta ulil amri diantara
kamu, kemudian jika kamu berselisih dalam suatu perkara, maka kembalikanlah
perkara itu kepada Allah dan Rasul kalau kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih bagus dan lebih baik kesudahannya.”
“Maka orang-orang yang
beriman kepadaNya (kepada Rasulullah), maka memuliakannya, membantunya dan
mengikuti cahaya (al Qur’an) yang diturunkan kepadanya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
“Dan orang-orang yang
datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansor) pada berdo’a : Ya Tuhan
ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman dan
janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang
beriman; Ya tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
“Wahai manusia,
sesungguhnya aku telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang
yang paling bertakwa kepada Allah diantara kamu semua.”
Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah ulama.
“Diantara orang-orang yang
mukmin ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah.
Lalu diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada yang menunggu
mereka sama sekali tidak berubah (janjinya).”
“Wahai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang-orang
yang jujur.”
“Dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepadaKu.” “Maka bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berilmu
jika kamu tidak mengetahui.”
“Janganlah kami mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.”
“Adapun orang-orang yang
dalam hati mereka terdapat kecenderungan menyeleweng, maka mereka mengikuti
ayat-ayat yang mustasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali
Allah. Sedang orang-orang yang mendalam ilmunya mereka mengatakan, “Kami
beriman kepada ayat-ayat mustasyabihat itu, semuanya dari sisi tuhan
kami,” Dan orang-orang yang berakal saja yang dapat mengaambil pelajaran (dari
padanya).”
“Barang siapa menentang
rasul setelah petunjuk jelas padanya dan dia mengikuti selain ajaran-ajaran
orang mukmin, maka Aku biarkan ia menguasai kesesatan yang telah dikuasainya
(terus bergeming dalam kesesatan) dan aku masukkan ke neraka jahanam. Dan
neraka jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
“Takutlah kamu semua akan
fitnah yang benar-benar tidak hanya khusus menimpa orang-orang dzalim diantara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat dasyat siksanya.”
“Jangalah kamu bersandar
kepada orang-orang zalim, maka kamu akan disentuh api neraka.”
“Wahai orang-orang yang
beriman, jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu, diatasnya berdiri malaikat-malaikat yang
kasar, keras tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
“Dan janganlah kamu seperti
orang-orang yang mengatakan, “Kami mendengar, padahal mereka tidak mendengar.”
“Sesungguhnya seburuk-buruk
mahluk melata, menurut Allah ialah mereka yang pelak (tidak mau mendengan
kebenaran) dan bisu (Tidak mau bertanya dan menuturkan kebenaran) yang tidak
berfikir.”
“Dan hendaklah ada diantara
kamu, segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf
dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntuhg.”
“Dan saling tolong menolong
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; janganlah tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah sangat dahsyat siksanya.”
“Wahai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta berjaga-jagalah
(menghadapi serangan musuh diperbatasan). Dan bertaqwalah kepada Allah agar
kamu mendapat keberuntungan.”
“Dan berpegang teguhlah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan jangan kamu bercerai-berai, dan
ingatlah ni’mat Allah yang dilimpahkan kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan
lalu Allah merukunkan diantara hati-hati kami, kemudian kamupun (karena
ni’matnya) menjadi orang-orang yang bersaudara.”
“Dan janganlah kamu saling
bertengkar, nanti kamu juga gentar dan hilang kekuatanmu dan tabahlah kamu,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang tabah.”
“Sesungguhnya orang-orang
itu bersaudara, maka damaikanlah diantara kedua saudaramu dan bertaqwalah
kepada Allah, supaya kamu dirahmati.”
“Kalau mereka melakukan apa
yang dinasehatkan kepada mereka, niscaya akan lebih baik bagi mereka dan
memperkokoh (iman mereka). Dan kalau memang demikian, niscaya Aku anugerahkan
kepada mereka pahala yang agung dan Aku tunjukkan kepada jalan yang lempang.”
“Dan orang-orang yang
berjihad dalam (mencari) keridhoanKu, pasti aku tunjukkan kepada jalanKu,
sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.”
“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman
bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah dengan penuh penghormatan.”
“Dan (apa yang ada di sisi
Allah lebih baik dan lebih kekal juga bagi) orang-orang yang mematuhi seruan
tuhan mereka, mendirikan shalat dan urusan mereka (mereka selesaikan) secara
musawarah antara mereka serta terhadap sebagian apa yang aku rizkikan, mereka
menafkahkannnya.”
“… Dan orang-orang yang
mengikuti jejak mereka (Muhajirin dan Anshor) dengan baik, Allah ridho kepada
mereka.”
Amma Ba’du
Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan yang yang tidak seorangpun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak. Rasululllah SAW benar-benar telah bersabda yang artinya :
Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan yang yang tidak seorangpun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak. Rasululllah SAW benar-benar telah bersabda yang artinya :
“Tangan Allah bersama
jama’ah. Apabila diantara jama’ah itu ada yang memencil sendiri, maka
syaitanpun akan menerkamnya seperti halnya serigala menerkam kambing.”
“Allah ridho kamu sekalian
menyembahnya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.”
Kami sekalian berpegang
teguh kepada tali (agama) Allah seluruhnya dan tidak bercerai-berai;
Kamu saling memperbaiki
dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu:
DanAllah membenci bagi
kamu; Saling membantah; Banyak tanya, dan Menyianyiakan harta benda
“Jangalah kamu saling
dengki, saling menjerumuskan, saling bermusuhan, saling membenci dan janganlah
sebagian kamu menjual atas kerugian jualan sebagian yang lain dan jadilah kamu,
hamba-hamba Allah, bersaudara.”
Suatu umat bagaikan jasad
lainnya. Orang orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya Setiap anggota punya
tugas dan perannya.
Seperti dimaklumi, manusia
tidak dapat bemasyarakat, bercampur dengan yang lain; sebab seorangpun tak
mungkin sendirian memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Dia mau tidak mau
dipaksa bermasyarakat, berkumpul yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak
kebutukan dan ancaman bahaya dari padanya.
Karena itu, persatuan,
ikatan batin satu dengan yang lain, saling bantu menangani satu perkara dan
seia sekata adalah merupakan penyebab kebahagiaan yang terpenting dan faktor
paling kuat bagi menciptakan persaudaraan dan kasih sayang.
Berapa banyak negara-negara
yang menjadi makmur, hamba-hamba menjadi pemimpin yang berkuasa, pembangunan
merata, negeri-negeri menjadi maju, pemerintah ditegakkan, jalan-jalan menjadi
lancar. Perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat-manfaat lain dari
hasil persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan sebab dan
sarana paling ampuh.
Rasulullah SAW telah
mempersaudarakan sahabat-sahabatnya sehingga mereka (saling kasih, saling
menyayangi dan saling menjaga hubungan) tidak ubahnya satu jasad; apabila salah
satu anggota tubuh mengeluh sakit, seluruh jasad ikut merasa demam dan itdak
dapat tidur.
Itulah sebabnya mereka
menang atas musuh mereka, kendati jumlah mereka sedikit. Mereka tundukkan
raja-raja, mereka taklukkan negara-negara. Mereka buka kota-kota. Mereka
bentangkan payung-payung kemakmuran. Mereka bangun kerajaan-kerajaan. Dan
mereka lancarkan jalan-jalan.
Firman Allah,“Wa aata
innahumin kullisya’in sababa. ”Dan aku telah memberikan kepadanya jalan
(untukmencapai) segala sesuatu.”
Benarkah kata penyair yang mengatakan dengan
bagusnya:
“Berhimpunlah akan-anakku bila Kegentingan datang melanda. Jangan cerai-berai sendiri-sendiri Cawan-cawan enggan pecah bila bersama Ketika bercerai Satu-satu pecah berderai.”
Sayyidina Ali karramallahu
wajhah berkata:
“Dengan perpecahan tak ada
satu kebaikan dikaruniakan Allah kepada seseorang baik dari orang-orang
terdahulu maupun orang-orang yang datang belakangan.”
Sebab satu kamu apabila
hati-hati mereka berselisih dan hawa nafsu mereka mempermainkan mereka, maka
mereka tidak akan melihat sesuatu tempat pun bagi kemaslahatan bersama. Mereka
bukanlah bangsa yang bersatu, tapi hanya individu-individu yang berkumpul dalam
arti jasmani belaka. Hati dan keinginan-keinginan mereka saling berselisih. Engkau
mengira mereka menjadi satu, padahal hati mereka berbeda-beda.
Mereka telah menjadi
seperti kata orang “kambing-kambing yang berpencaran di padang terbuka.
Berbagai binatang buas telah mengepungnya. Kalau sementara mereka tetap
selamat, mungkin karena binatang buas belum sampai kepada mereka (dan pasti
suatu saat akan sampai kepada mereka), atau karena saling berebut, telah
menyebabkan biantang-binatang buas itu saling berkelahi sendiri antara mereka.
Lalu sebagian mengalahkan yang lain. Dan yang menangpun akan menjadi perampas,
yang kalah menjadi pencuri. Si kambingpun jatuh antara si perampas dan si
pencuri.
Perpecahan adalah penyebab
kelemahan, kekalahan dan kegagalan di sepanjang zaman. Bahkan pangkal
kehancuran dan kemacetan, sumber keruntuhan dan kebinasaan, dan penyebab
kehinaan dan kenistaan,
Betapa banyak
keluarga-keluarga besar, semula hidup dalam keadaan makmur rumah-rumah penuh
dengan penghuni, sampai satu ketika kalajengking perpecahan merayapi mereka,
bisanya menjalar, meracuni hati mereka dan syaitanpun melakukan peranannya.
Mereka kucar-kacir tak karuan. Dan rumah-rumah mereka runtuh berantakan.
Sahabat Ali karamallahu
wajhah berkata dengan fasihnya:
“Kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan dan perpecahan dan kebathilan sebaliknya dapat menjadi kuat dengan persatuan dan kekompakan.”
“Kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan dan perpecahan dan kebathilan sebaliknya dapat menjadi kuat dengan persatuan dan kekompakan.”
Pendek kata siapa yang
melihat pada cermin sejarah, membuka lembaran yang tidak sedikit dari ikhwal
bangsa-bangsa dan pasang surut zaman serta apa saja yang terjadi pada mreka
hingga pada saat-saat kepunahannya, akan mengetahui bahwa kekayaan yang pernah
menggelimang mereka, kebanggaan yang pernah mereka sandang, dan kemuliaan yang
pernah mereka jadikan perhiasan mereka, tidak lain adalah karena berkat apa
yang secara kukuh mereka pegang, yaitu mereka bersatu, dalam cita-cita seia
sekata, searah setujuan, dan pikiran-pikiran mereka seiriang. Maka inilah
faktor paling kuat yang mengangkat martabat dan kedaulatan mereka, dan benteng
paling kokoh bagi menjaga kekuatan dan keselamatan ajaran mereka.
Musuh-musuh mereka tak
dapat berbuat apa-apa terhadap mereka, malahan menundukkan kepada, menghormati
mereka karena wibawa mereka. Dan merekapun mencapai tujuan-tujuan mereka dengan
gemilang.
Itulah bangsa yang
mentarinya dijadikan Allah tak pernah terbenam senantiasa memancar gemilang.
Dan musuh-musuh mereka tak dapat mencapai sinarnya.
Wahai ulama dan para
pemimpin yang beraqwa di kalangan ahlusunnah wal jama’ah dan keluarga
mazhab imam empat; anda sekalian telah menimba ilmu-ilmu dari orang-orang
sebelum anda, orang-orang sebelum anda menimba dari orang-orang sebelum mereka,
dengan jalan sanad yang bersambung sampai kepada anda sekalian. Dan anda menjadi selalu
meneliti dari siapa anda menimba ilmu agama anda itu.
Maka dengan demikian, anda
sekalian penjaga-penjaga ilmu dan pintu gergang ilmu-ilmu itu, rumah-rumah
tidak dimasuki kecuali dari pintu-pintu. Siapa yang memasukinya tidak lewat
pintunya, disebut pencuri.
Sementara itu, segolongan
orang yang terjun ke dalam lautan fitnah; memilih bid’ah dan bukan sunah-sunah
rasul dan kebanyakan orang mukmin yang benar hanya terpaku. Maka para ahli
bid’ah itu seenaknya memutar balikkan kebenaran, memungkarkan makruf dan
memakrufkan kemungkaran.
Mereka mengajak kepada
kitab Allah, padahal sedikitpun mereka tidak bertolak dari sana.
Mereka tidak berhenti
sampai disitu, malahan mereka mendirikan perkumpulan pada perilaku mereka
tersebut. Maka kesesatanpun semakin jauh. Orang-orang yang malang pada memasuki
perkumpuan itu. Mereka tidak mendengar sabda Rasulullah SAW.
“Fandhur
u‘amman ta’khuzuuna dienakum’”“Maka
lihat dan telitilah dari siapa kamu menerima ajaran agamamu itu”
“Sesungguhnya menjelang
hari kiamat, muncul banyak pendusta.”
“Jangalah kau menangisi
agama ini bila ia berada dalam kekuasaan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia
berada di dalam kekuasaan bukan ahlinya.”
Tepat sekali sahabat Umar
bin Khattab Radhiallahu ‘anhu ketika berkata “Agama Islam hancur oleh perbuatan
orang-orang munafik dengan al Qur’an.”
Anda sekalian adalah
orang-orang yang lurus yang dapat menghilangkan kepalsuan ahli kebathilan,
penafsiran orang-orang bodoh dan penyelewengan orang-orang yang over acting;
dengan hujjah Allah, tuhan semesta alam, yang diwujudkan melalui lisan
orang-orang yang dikehendaki.
Dan anda sekalian, kelompok
yang disebut dalam sabda Rasululllah SAW: “Anda sekelompok dari umatku yang tak
pernah tergerser selalu berdiri tegak di atas kebenaran tak dapat dicederai
oleh orang yang melawan mereka, hingga datang putusan Allah.”
Marilah anda semua dan
segenap pengikut anda dari golongan para fakir miskin, para hartawan, rakyat
jelata dan orang-orang kuat, berbondong-bondonglah masuk jam’iyah yang diberi
nama “Jam’iyah Nahdlatul Ulama ini.”
Masuklah dengan penuh
kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu, dan dengan ikatan jiwa raga.
Ini adalah jam’iyah yang
lurus, bersifat memperbaiki dan menyantuni. Ia manis terada di mulut
orang-orang yang baik dan bengkal (jiwa kolot) di tenggorokan orang-orang yang
tidak baik. Dalam hal ini hendaklah anda anda sekalian saling mengingatkan
dengan kerjasama yang baik, dengan petunjuk yang memuaskan dan ajakan memikat
serta hujjah yang tak terbantah.
Sampaikan secara
terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah
terberantas dari semua orang.
Rasuluah SAW bersabda :
“Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku dicaci
maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat
begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat malaikat dan semua orang.”
Allah SWT telah berfirmatn:
“Wa ta’awanuu ‘alalbirri wat taqwa.”
“Dan saling
tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa kepada Allah.”
Sayyidina Ali
karrmallahu wajhah berkata: ”Tak seorangpun (betapapun lama ijtihadanya
dalam amal) mencapai hakikat taat kepada Allah yang semestinya. Namun termasuk
hak-hak Allah yang wajib atas hamba-hambanya adalah nasehat dengan sekuat
tenaga dan saling bantu dalam menegakkan kebenaran diantara mereka.”
Tak seorangpun (betapapun
tinggi kedudukannya dalam kebenaran, dan betapapun luhur derajat keutamaannya
dalam agama) dapat melampui kondisi membutuhkan pertolongan untuk memikul hak
Allah yang dibebankan kepadanya. Dan tak seorangpun (betapa kerdil jiwanya dan
pandangan-pandangan mata merendahkannya) melampaui kondisi dibutuhkan
bantuannya dan dibantu untuk itu.”
(Artinya tak seorangpun
betapa tinggi kedudukannya dan hebat dalam bidang agama dan kebenaran yang
dapat lepas tidak membutuhkan bantuan dalam pelaksanannya kewajibannya terhadap
Allah, dan tak seorangpun betapa rendahnya, tidak dibutuhhkan bantuannya atau
diberi bantuan dalam melakanakan kewajibannya itu.Pent)
Tolong menolong atau saling
bantu pangkal keterlibatan umat-umat.
Sebab kalau tidak ada
tolong menolong. Niscaya semangat dan kemauan akan lumpuh karena mereka tidak
mampu mengejar cita-cita.
Barang siapa mau tolong
menolong dalam persoalan dunia dan akhiratnya, maka akan sempurnalah
kebahagiaannya, nyaman dan sentosa hidupnya.
Sayyidina Ahmad bin
Abdillah as Saqqaf berkata:
“Jam’iyah ini adalah
perhimpunan yang telah menampakkan tanda-tanda menggembirakan, daerah-daerah
menyatu, bangunan-bangunannya telah berdiri tegak, lalu kemana kamu akan pergi?
Kamana?.
“Wahai orang-orang yang
berpaling, jadilah kamu orang-orang yang pertama, kalau tidak, orang-orang yang
meyusul (termasuk jam’iyah ini). jangan sampai ketinggalan, nanti suara
penggoncang akan menyerumu dengan goncangan-goncangan :
“Mereka (orang-orang
munafik itu) puas bahwa mereka ada bersama orang-orang yang ketinggalan (tidak
masuk ikut serta memperjuangkan agama Allah). Hati mereka telah dikunci mati,
maka merekapun tidak bisa mengerti.”
“Tiada yang merasa aman
dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.”
Ya
tuhan kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah
engkau memberi hidayat kepada kami. Anugerahkanlah kepada kami rahmat dari
sisimu; sesungguhnya engkau maha penganugerah.
“Yaa
Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, hapuskanlah dari diri-diri kami
kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang
berbakti.
Ya
tuhan kami, karuniakanlah kami apa yang engkau janjikan kepada kami melalui
utusan-utusanmu dan jangan hinakan kami dari hari kiamat. Sesungguhnya engkau
tidak pernah menyalahi janji.
Diterjemahkan oleh KH. A.
Musthofa Bisri, Rembang menjelang Muktamar ke 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar